Langkah Antisipatif
Indonesia dan beberapa negara modern lainnya di dunia tidak mungkin menjalankan kegiatan ekonominya, tanpa investasi asing yang datang menanamkan modal ke negerinya. Sejak tahun 2010 ini investasi asing yang masuk ke Indonesia sangat tinggi, dan pemerintah Indonesia optimis bahwa investasi yang akan masuk pada tahun 2011 tumbuh lebih kuat.
Hatta Rajasa Menko Perekonomian Indonesia dan Darmin Nasution Guberbur BI seusai rapat di kantor Presiden di Jakarta pada tanggal 27 Desember 2010 mengungkapkan perkiraan investasi asing langsung/FDI (foreign direct investment) untuk tahun 2011 adalah sebesar $14 milyar, naik sebesar $1,5 milyar dari jumlah tahun sebelumnya sebesar $12,5 miliar. Sementara arus modal yang masuk ke portofolio sebesar $16 miliar pada periode tahun 2010.
Dengan dinamika arus modal asing yang masuk ke Indonesia tersebut, baik Menko Perekonomian maupun Gubernur BI mengingatkan bahwa harus terjadi kerjasama yang sangat baik serta harmoni antara pemerintah pusat dan BI guna sinkronisasi kebijakan fiskal dan moneter. Yang tujuannya tak lain adalah untuk berjaga-jaga bila terjadi sudden reversal dan mengurangi kecepatan arus modal yang sangat spekulatif serta berjangka pendek. Cara yang akan ditempuh oleh pemerintah Indonesia bekerjasama dengan BI adalah dengan membangun cadangan devisa yang memadai. Dengan catatan menurut BI bahwa saat ini cadangan devisa Indonesia adalah sebesar $95 miliar, dan dianggap cukup baik untuk kondisi sebuah Negara seukuran Indonesia.
Semoga kondisi politik-hukum Indonesia juga semakin kondusif kedepannya. Agar tidak mengganggu rencana yang telah ditetapkan bersama pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia sejauh ini.
Alhamdulillah Cukup dengan Dua Anak Saja
Saya Ikang Fawzi dan Istri Saya Marissa Haque dapat dengan matang merencanakan kehidupan berkeluarga kami juga lebih berkualitas karena memiliki hanya dua anak. Laki-laki atau perempuan sama saja.
Kamis, 30 Desember 2010
Rabu, 29 Desember 2010
Dudi Rustandi: Lompatan Spiritual Marissa haque Istri Ikang Fawzi
Dakwah Nyata Marissa Haque (Siapakah yang Usil, Ngurusin Payudara Orang atau yang Ngurusin Orang Berdakwah?)
Catatan: Kecuali memang dipakai oleh yang diduga Very Amaruzzaman ketua Timses Black Campaign Airin Rachmi Diany kepada Bunda Marissa Haque karena takut gagal jadi Walikota Tangsel 2010!
OPINI Dudi Rustandi 09 November 2010, 21:15
Sumber: http://agama.kompasiana.com/2010/11/09/dakwah-nyata-marissa-haque-siapakah-yang-usil-ngurusin-payudara-orang-atau-yang-ngurusin-orang-berdakwah/
1 dari 2 Kompasianer menilai Inspiratif. lustrasi dari blog Marissa Haque
Apalagi seorang Penulis tamu secara khusus menuliskan ‘keusilan’ Mbak Icha dengan gaya puisi (Bu Linda Jalil) walaupun disitu tidak ditujukan kepada mbak Icha, namun sangat jelas, di tengah ribut-ribut masalah tersebut, tulisan Bu Linda Jalil di-published. Lagi-lagi saya melihat bahwa Mba Icha dijadikan pesakitan, ia seolah-olah salah dengan mengurusi payudara orang, walaupun ia sendiri barangkali merasa nyaman-nyaman saja ketika ia dianggap usil. Saya ingin melihat dari persfektif yang berbeda, persfektif yang saya gunakan adalah (barangkali) berkaitan dengan pengalaman keberagamaannya.
Pengalaman keberagamaan Mbak Icha. Setiap orang memiliki kerangka rujukan dan pengalaman yang berbeda. Kerangka dan pengalaman ini akan mempengaruhi paradigma dan sudut pandang orang ketika menyikapi sesuatu. Salah satunya adalah terjadi pada Mbak Icha. Walaupun tulisannya disertai emosional, namun hal tersebut sangatlah wajar di mana ia menjadi seorang isteri dari seorang suami yang dicintainya. Namun jika kita baca secara cermat tulisan blognya, saya melihat justeru Mbak Icha sedang melakukan dakwah yang nyata. Ia sedang memperteguh keimanannya. Saya masih ingat salah satu hadits tentang masalah keimanan, dimana substansinya bahwa “jika orang mencegah dengan tangannya ia berada dalam keimanan yang sempurna, jika ia mencegah kemunkaran dengan mulutnya (bicara) ia berada dalam keimanan yang sedang, jika kemunkaran hanya dicegah dengan do’a, itulah selemah-lemahnya iman. Inilah barangkali yang membedakannya dengan kita atau kompasianer yang lain. Pengalamannya dalam mempraktikan agamanya membuat dia peka, wabilkhusus diawali dari keluarganya. Pengalamannya ini mendorong ia memiliki pandangan tersendiri terhadap satu masalah yang sama.
Coba saja perhatikan salah satu pernyataannya yang memberikan gambaran kepada kita bahwa ada lompatan spiritual dalam diri Mbak Icha, semakin berkurang umur ia semakin sadar bahwa ia akan meninggalkan dunia yang fana ini, sehingga hidupnya harus lebih berkualitas dipandang dari sisi agama, salah satunya adalah dengan mengenakan pakaian yang menutup aurat.
"... memang saat lalu gaya hidup kami–Memes maupun saya–memang sangat mirip dan sedikit bebas. Namun dengan berjalannya waktu serta semakin hari kami semuasemakin bau tanah. Ada jurang menganga lebar yang sangat signifikan yang menjadi pembeda dari cara pandang hidup kami. Kini gaya busana dan gaya hidup Memes memang sangat mirip dengan Mama Ina (Vina Panduwinata) didalam memamerkan/sedekah payudara mereka semakin hari saya perhatikan semakin melorot, hingga tinggal seperempat atau sepertiga saja! Padahal payudara mereka diusia 50 tahunan sudah jatuh dan peyot dimakan usia! Semua gambar mereka yang seronok dapat dilihat dalam kapanlagi.com." (perhatikan kalimat yang di bold italic )
Lompatan atau pergeseran spiritual inilah, sebagai kerangka rujukannya, menjadi paradigm yang digunakan oleh Mbak Icha dalam menyikapi sesuatu. Termasuk dalam kasus Ikang-Vina yang ia sebutkan dalam blognya.
Tulisannya yang lain sangat nyata bahwa ia ingin menjaga keluarganya dengan dakwah di lingkungan keluarga terdahulu sebelum ia melakukannya di luar. Dalam blog -nya ia mengatakan:
"... Hari ini, sehari sebelum bulan puasa dibulan Ramadhan, sebelum bersilaturahmi keluar rumah, kami berdua—Ikang Fawzi dan saya—berprinsip agar urusan dalam negeri rumah tangga kami harus beres sebelum dua kali 24 jam. Alhamdulillah worthed! Rekonsiliasi terjadi dan menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain: (1) suamiku harus khatam Al-Quran lagi dibulan suci 2010 ini; (2) harus lebih banyak lagi waktu bersama istrinya terkait dengan pekerjaan kami dimasa datang; (3) tidak ada larangan bersalaman/boleh menyentuh tangan namun tidak berangkulan dan tidak dalam kondisi dirangkul/merangkul; (4) kalau ada penggemar ekstrim/baik yang berjilbab maupun tidak berjilbab minta dicium, secara halus namun tegas wajib diberitahu agar tidak bersedia; (5) setiap ada yang berusaha ‘mendekati’ dengan maksud serius tertentu memberitahu kepada pasangan masing-masing, dan ini berlaku pada Ikang maupun saya; (6) menjaga mata dan hati terutama bila sedang di mall dan tempat terbuka lainnya, agar ‘tidak lapar mata’ melihat ‘daging segar’ yang disedekahkan khusus untuk kaum pria; (7) setiap account FB (Face Book) boleh dibuka dan dicek oleh masing-masing dari kami, dan ini berlaku pada Ikang maupun saya, untuk mengecek teman yang mengajak sex over the cyber; (8) setiap tahu akan berjumpa mantan pacar/mantan calon istri/mantan calon suami wajib memberitahu. Kalau terlanjur ‘bablas’, juga wajib memberitahu serta meminta maaf (9) suami wajib berkurang kesenangannya membuka porn cyber! Kalau mungkin menghilangkannya sama sekali karena kegiatan itu adalah maksiat mata; (10) istri wajib lebih sabar dan berkurang ngomelnya…hehe..."
Pernyataannya ini merupakan bagian dari dakwah yang ia lakukan dalam keluarganya sendiri, tanpa ia berada dalam posisi mengendalikan, namun sama-sama membuat kesepakatan bersama. Selain membuat kesepatakan, ia dan suami juga sepakat menjaga keluarganya tidak hanya dengan ikhtiar namun dengan do’a-do’a yang dapat menjaga mereka dari godaan-godaan yang dapat memecah belah rumah tangga yang ia peroleh dari gurunya.
"... ini sekaligus sebagai ajakannya untuk menjaga mata, karena mata selain dapat menjadi alat bersyukur namun juga bisa sebaliknya. Ini adalah doa tersebut; Mata adalah salah satu indera manusia untuk melihat kebesaran-Nya, namun juga dapat terpeleset merendahkan pemilik yang dititpi karunia penglihatan tersebut. Karenanya bagi para pria dewasa yang ingin menjaga marwah diri dan istri serta seluruh keluarganya, dapat mengamalkan sebanyak-banyaknya setiap hari dari dua (2) buah doa dibawah ini. Doa tersebut sebagai berikut: (1) “Bismillahirrahmanirrahiiiim…Allahuma innia’udzubika min fitnatinnisaa wa lazaabil qabri.” Artinya: Ya Allah, aku berlindung dari fitnah wanita/perempuan dan siksanya azab kubur. dan ketika selesai membasuh/ba’da istinja/ba’da buang hajat besar/kecil: (2)”Bismillahirrahmanirrahiiiim… Allahuma thohor qolbi minannifaqi, wa hassin fajri minal fawaahist.” Artinya: Ya Allah… sucikanlah hatiku dari kemunafikan, peliharalah fajri-ku (vagina bagi perempuan dan penis bagi pria), dari kejahatan nafsu, dan haramkanlah jazadku dari siksa api neraka"
Merujuk kembali pada salah satu hadits di atas, dalam pandangan saya, Mbak Icha sedang memperteguh keimanannya dengan melakukan dakwah. Bahkan jika kita cermati, aktifitasnya hampir selalu berkaitan dengan masalah dakwah. Tentu saja dakwah tidak bisa kita pandang secara sempit hanya dalam masalah agama secara privat saja namun juga secara social, ekonomi, budaya maupun politik.
Lihat saja aktifitasnya, bilapun menjadi bintang iklan, namun ia menjadi bintang iklan yang memiliki kecenderungan Islami seperti kosmetik tanpa bahan pengawet atau alcohol, Ekonomi Syariah, mencegah illegal loging, perang terhadap korupsi, dll.
Dakwah Marissa Haque di Kalangan Kampus
Saya masih teringat ketika akan melaksanakan seminar film dakwah tahun 2001. Saat itu saya menjadi panitia. Walaupun bukan panitia inti, setidaknya saya tahu bagaimana kondisi kepanitian. Saat itu yang menjadi pembicara salah satunya adalah Mba Icha, yang lainnya adalah Chaerul Umam, dan Prof. Deddy Mulyana, Ph.D. Sebagai lembaga mahasiswa saat itu, tentu saja untuk mengundang artis kenamaan seperti mbak Icha bayarannya mahal, apalagi dipadukan dengan pembicara nasional lainnya, sutradara sekelas Chaerul Umam.
Namun di tengah kebingungan panitia, Mbak Icha yang mengerti kondisi kami malah bilang,” Begini saja, coba kontak wardah, minta kerjasama dengan wardah, saya gak minta dibayar, yang penting ada tiket pp, dan tiket itu sendiri nanti dari hasil kerjasama,” ujar mbakIcha. Setelah kami menghubungi wardah, akhirnya kami pun tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk mbak Icha, karena tiketpun akhirnya di urus oleh wardah sebagai hasil kerjasama kami dengan wardah. Tentu saja ini menjadi nilai plus mbak Icha dalam rangka Dakwah dalam bidang film saat itu. Di samping ia sendiri rela untuk tidak dibayar, padahal harus jauh-jauh datang ke Bandung.
Dengan perjalanannya tersebut, dan dalam rangka mempertahankan rumah tangganya tersebut, apakah layak ia dikatakan sebagai usil atau ngurusin payudara orang?Bukankah itu dakwah? Siapakah yang usil? Yang ngurusin payudara orang atau yang tidak senang dengan dakwahnya? kita tanyakan saja pada hati nurani, apakah memperlihatkan dada yang sangat terbuka hingga terlihat belahan dada adalah hal yang baik? Ya baik bagi si Imin, tapi tidak baik bagi si Iman.
Catatan: Kecuali memang dipakai oleh yang diduga Very Amaruzzaman ketua Timses Black Campaign Airin Rachmi Diany kepada Bunda Marissa Haque karena takut gagal jadi Walikota Tangsel 2010!
OPINI Dudi Rustandi 09 November 2010, 21:15
Sumber: http://agama.kompasiana.com/2010/11/09/dakwah-nyata-marissa-haque-siapakah-yang-usil-ngurusin-payudara-orang-atau-yang-ngurusin-orang-berdakwah/
1 dari 2 Kompasianer menilai Inspiratif. lustrasi dari blog Marissa Haque
Saya selalu menganalogikan ketika dua orang yang sama menghadapi situasi dan kondisi yang sama. Walaupun sama-sama dalam tempat yang sama, namun kedua orang tersebut akan sangat berbeda ketika menyaksikan atau menghadapi satu situasi dan kondisi. Kenapa hal ini terjadi? Dalam ilmu komunikasi disebabkan oleh beberapa hal salah duanya adalah masalah Frame of Reference dan Field of experience, kerangka referensi dan pengalaman lapangan. Masing-masing orang tersebut menghadapi masalah yang sama namun dengan pemecahan masalah yang berbeda-beda. Dengan kata lain ia berkaitan dengan paradigma dan sudut pandang masing-masing yang mendasarkan diri pada kerangka rujukan dan pengalaman lapangan yang berbeda-beda tersebut.
Ribut-ribut masalah curhat Mbak Marissa Haque (Mbak Icha) dalam blognya yang ditujukan kepada Vina Panduwinata dan Memes yang masih menjadi pembicaraan media sampai saat ini, serta wawancara yang tidak berimbang akan kasus ini yang saya saksikan di infotainment dimana seolah-olah Mbak Icha adalah orang yang usil sehingga membuat ia seolah berada dalam posisi yang salah.
Apalagi seorang Penulis tamu secara khusus menuliskan ‘keusilan’ Mbak Icha dengan gaya puisi (Bu Linda Jalil) walaupun disitu tidak ditujukan kepada mbak Icha, namun sangat jelas, di tengah ribut-ribut masalah tersebut, tulisan Bu Linda Jalil di-published. Lagi-lagi saya melihat bahwa Mba Icha dijadikan pesakitan, ia seolah-olah salah dengan mengurusi payudara orang, walaupun ia sendiri barangkali merasa nyaman-nyaman saja ketika ia dianggap usil. Saya ingin melihat dari persfektif yang berbeda, persfektif yang saya gunakan adalah (barangkali) berkaitan dengan pengalaman keberagamaannya.
Pengalaman keberagamaan Mbak Icha. Setiap orang memiliki kerangka rujukan dan pengalaman yang berbeda. Kerangka dan pengalaman ini akan mempengaruhi paradigma dan sudut pandang orang ketika menyikapi sesuatu. Salah satunya adalah terjadi pada Mbak Icha. Walaupun tulisannya disertai emosional, namun hal tersebut sangatlah wajar di mana ia menjadi seorang isteri dari seorang suami yang dicintainya. Namun jika kita baca secara cermat tulisan blognya, saya melihat justeru Mbak Icha sedang melakukan dakwah yang nyata. Ia sedang memperteguh keimanannya. Saya masih ingat salah satu hadits tentang masalah keimanan, dimana substansinya bahwa “jika orang mencegah dengan tangannya ia berada dalam keimanan yang sempurna, jika ia mencegah kemunkaran dengan mulutnya (bicara) ia berada dalam keimanan yang sedang, jika kemunkaran hanya dicegah dengan do’a, itulah selemah-lemahnya iman. Inilah barangkali yang membedakannya dengan kita atau kompasianer yang lain. Pengalamannya dalam mempraktikan agamanya membuat dia peka, wabilkhusus diawali dari keluarganya. Pengalamannya ini mendorong ia memiliki pandangan tersendiri terhadap satu masalah yang sama.
Coba saja perhatikan salah satu pernyataannya yang memberikan gambaran kepada kita bahwa ada lompatan spiritual dalam diri Mbak Icha, semakin berkurang umur ia semakin sadar bahwa ia akan meninggalkan dunia yang fana ini, sehingga hidupnya harus lebih berkualitas dipandang dari sisi agama, salah satunya adalah dengan mengenakan pakaian yang menutup aurat.
"... memang saat lalu gaya hidup kami–Memes maupun saya–memang sangat mirip dan sedikit bebas. Namun dengan berjalannya waktu serta semakin hari kami semuasemakin bau tanah. Ada jurang menganga lebar yang sangat signifikan yang menjadi pembeda dari cara pandang hidup kami. Kini gaya busana dan gaya hidup Memes memang sangat mirip dengan Mama Ina (Vina Panduwinata) didalam memamerkan/sedekah payudara mereka semakin hari saya perhatikan semakin melorot, hingga tinggal seperempat atau sepertiga saja! Padahal payudara mereka diusia 50 tahunan sudah jatuh dan peyot dimakan usia! Semua gambar mereka yang seronok dapat dilihat dalam kapanlagi.com." (perhatikan kalimat yang di bold italic )
Lompatan atau pergeseran spiritual inilah, sebagai kerangka rujukannya, menjadi paradigm yang digunakan oleh Mbak Icha dalam menyikapi sesuatu. Termasuk dalam kasus Ikang-Vina yang ia sebutkan dalam blognya.
Tulisannya yang lain sangat nyata bahwa ia ingin menjaga keluarganya dengan dakwah di lingkungan keluarga terdahulu sebelum ia melakukannya di luar. Dalam blog -nya ia mengatakan:
"... Hari ini, sehari sebelum bulan puasa dibulan Ramadhan, sebelum bersilaturahmi keluar rumah, kami berdua—Ikang Fawzi dan saya—berprinsip agar urusan dalam negeri rumah tangga kami harus beres sebelum dua kali 24 jam. Alhamdulillah worthed! Rekonsiliasi terjadi dan menghasilkan beberapa kesepakatan, antara lain: (1) suamiku harus khatam Al-Quran lagi dibulan suci 2010 ini; (2) harus lebih banyak lagi waktu bersama istrinya terkait dengan pekerjaan kami dimasa datang; (3) tidak ada larangan bersalaman/boleh menyentuh tangan namun tidak berangkulan dan tidak dalam kondisi dirangkul/merangkul; (4) kalau ada penggemar ekstrim/baik yang berjilbab maupun tidak berjilbab minta dicium, secara halus namun tegas wajib diberitahu agar tidak bersedia; (5) setiap ada yang berusaha ‘mendekati’ dengan maksud serius tertentu memberitahu kepada pasangan masing-masing, dan ini berlaku pada Ikang maupun saya; (6) menjaga mata dan hati terutama bila sedang di mall dan tempat terbuka lainnya, agar ‘tidak lapar mata’ melihat ‘daging segar’ yang disedekahkan khusus untuk kaum pria; (7) setiap account FB (Face Book) boleh dibuka dan dicek oleh masing-masing dari kami, dan ini berlaku pada Ikang maupun saya, untuk mengecek teman yang mengajak sex over the cyber; (8) setiap tahu akan berjumpa mantan pacar/mantan calon istri/mantan calon suami wajib memberitahu. Kalau terlanjur ‘bablas’, juga wajib memberitahu serta meminta maaf (9) suami wajib berkurang kesenangannya membuka porn cyber! Kalau mungkin menghilangkannya sama sekali karena kegiatan itu adalah maksiat mata; (10) istri wajib lebih sabar dan berkurang ngomelnya…hehe..."
Pernyataannya ini merupakan bagian dari dakwah yang ia lakukan dalam keluarganya sendiri, tanpa ia berada dalam posisi mengendalikan, namun sama-sama membuat kesepakatan bersama. Selain membuat kesepatakan, ia dan suami juga sepakat menjaga keluarganya tidak hanya dengan ikhtiar namun dengan do’a-do’a yang dapat menjaga mereka dari godaan-godaan yang dapat memecah belah rumah tangga yang ia peroleh dari gurunya.
"... ini sekaligus sebagai ajakannya untuk menjaga mata, karena mata selain dapat menjadi alat bersyukur namun juga bisa sebaliknya. Ini adalah doa tersebut; Mata adalah salah satu indera manusia untuk melihat kebesaran-Nya, namun juga dapat terpeleset merendahkan pemilik yang dititpi karunia penglihatan tersebut. Karenanya bagi para pria dewasa yang ingin menjaga marwah diri dan istri serta seluruh keluarganya, dapat mengamalkan sebanyak-banyaknya setiap hari dari dua (2) buah doa dibawah ini. Doa tersebut sebagai berikut: (1) “Bismillahirrahmanirrahiiiim…Allahuma innia’udzubika min fitnatinnisaa wa lazaabil qabri.” Artinya: Ya Allah, aku berlindung dari fitnah wanita/perempuan dan siksanya azab kubur. dan ketika selesai membasuh/ba’da istinja/ba’da buang hajat besar/kecil: (2)”Bismillahirrahmanirrahiiiim… Allahuma thohor qolbi minannifaqi, wa hassin fajri minal fawaahist.” Artinya: Ya Allah… sucikanlah hatiku dari kemunafikan, peliharalah fajri-ku (vagina bagi perempuan dan penis bagi pria), dari kejahatan nafsu, dan haramkanlah jazadku dari siksa api neraka"
Merujuk kembali pada salah satu hadits di atas, dalam pandangan saya, Mbak Icha sedang memperteguh keimanannya dengan melakukan dakwah. Bahkan jika kita cermati, aktifitasnya hampir selalu berkaitan dengan masalah dakwah. Tentu saja dakwah tidak bisa kita pandang secara sempit hanya dalam masalah agama secara privat saja namun juga secara social, ekonomi, budaya maupun politik.
Lihat saja aktifitasnya, bilapun menjadi bintang iklan, namun ia menjadi bintang iklan yang memiliki kecenderungan Islami seperti kosmetik tanpa bahan pengawet atau alcohol, Ekonomi Syariah, mencegah illegal loging, perang terhadap korupsi, dll.
Dakwah Marissa Haque di Kalangan Kampus
Saya masih teringat ketika akan melaksanakan seminar film dakwah tahun 2001. Saat itu saya menjadi panitia. Walaupun bukan panitia inti, setidaknya saya tahu bagaimana kondisi kepanitian. Saat itu yang menjadi pembicara salah satunya adalah Mba Icha, yang lainnya adalah Chaerul Umam, dan Prof. Deddy Mulyana, Ph.D. Sebagai lembaga mahasiswa saat itu, tentu saja untuk mengundang artis kenamaan seperti mbak Icha bayarannya mahal, apalagi dipadukan dengan pembicara nasional lainnya, sutradara sekelas Chaerul Umam.
Namun di tengah kebingungan panitia, Mbak Icha yang mengerti kondisi kami malah bilang,” Begini saja, coba kontak wardah, minta kerjasama dengan wardah, saya gak minta dibayar, yang penting ada tiket pp, dan tiket itu sendiri nanti dari hasil kerjasama,” ujar mbakIcha. Setelah kami menghubungi wardah, akhirnya kami pun tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk mbak Icha, karena tiketpun akhirnya di urus oleh wardah sebagai hasil kerjasama kami dengan wardah. Tentu saja ini menjadi nilai plus mbak Icha dalam rangka Dakwah dalam bidang film saat itu. Di samping ia sendiri rela untuk tidak dibayar, padahal harus jauh-jauh datang ke Bandung.
Dengan perjalanannya tersebut, dan dalam rangka mempertahankan rumah tangganya tersebut, apakah layak ia dikatakan sebagai usil atau ngurusin payudara orang?Bukankah itu dakwah? Siapakah yang usil? Yang ngurusin payudara orang atau yang tidak senang dengan dakwahnya? kita tanyakan saja pada hati nurani, apakah memperlihatkan dada yang sangat terbuka hingga terlihat belahan dada adalah hal yang baik? Ya baik bagi si Imin, tapi tidak baik bagi si Iman.
Kamis, 16 Desember 2010
Naga Swara, Ikang Fawzi bersama Gilang Ramadhan & Ekki Soekarno dalam BIL (Brother in Law)
"Dengan 2 Anak Karir dan Edukasi Jadi Niscaya"
Setelah MBA dari UGM, Bisnis Ikang Fokus pada Property-tainment bersama BIL para Adik Iparnya Ekki Soekarno dan Gilang Ramadhan dalam manajemen Produser Naga Swara, Jakarta, Indonesia.
Setelah MBA dari UGM, Bisnis Ikang Fokus pada Property-tainment bersama BIL para Adik Iparnya Ekki Soekarno dan Gilang Ramadhan dalam manajemen Produser Naga Swara, Jakarta, Indonesia.
Label:
bil,
ekki soekarno,
engkong ragile,
gilang ramadhan,
Ikang Fawzi,
naga swara
Marissa Haque Bahagia Optimal Ikang Fawzi MBA dari UGM
Ikang Fawzi Lulus MBA dengan Nilai A dari UGM Fakultas Ekonomi-Bisnis
Kabar Gembira!
Leadership Ikang Fawzi suamiku alhamdulillah semakin terbukti didalam keluarga kami. Kemarin pada tanggal 13 desember 2010, dengan dua orang penguji inti dari FEB-UGM bernama: (1) Ertambang, PhD; dan (2) Bambang Riyanto, PhD, suamiku Ikang Fawzi berhasil lulus dengan cemerlang dan mengantongi nilai akhir ujian thesisnya A (bulat)!
Subhanallah… sebuah perjuangan yang tidak main-main, dan menjadi contoh positif bagi kita semua di Indonesia. Bahwa seorang penyanyi rock-pun mampu menunjukkan kelas intelektualitasnya secara kaffah dan mumpuni. Contoh yang sangat baik bagi istri dan kedua putrinya,…insya Allah demikian adanya.
Berikut saya lampirkan sebuah sms untuk dijadikan fwd–dari salah seorang teman karib di UGM, Yogyakarta-Jakarta:
Selamat untuk Mas Ikang Fawzi atas keberhasilannya mendapatkan MBA dengan nilai kelulusan A dari Fakultas Ekonomi-Bisnis UGM (Universitas Gajahmada), Yogyakarta kemarin 13 Desember 2010. Anda adalah penyanyi rock Indonesia pertama yang menjadi MBA dari salah satu universitas terbaik di Indonesia. Kapan S3 nya dimulai? semoga secepatnya ya?
Sumber: http://marissahaque-sdalh.blogdetik.com/
Kabar Gembira!
Leadership Ikang Fawzi suamiku alhamdulillah semakin terbukti didalam keluarga kami. Kemarin pada tanggal 13 desember 2010, dengan dua orang penguji inti dari FEB-UGM bernama: (1) Ertambang, PhD; dan (2) Bambang Riyanto, PhD, suamiku Ikang Fawzi berhasil lulus dengan cemerlang dan mengantongi nilai akhir ujian thesisnya A (bulat)!
Subhanallah… sebuah perjuangan yang tidak main-main, dan menjadi contoh positif bagi kita semua di Indonesia. Bahwa seorang penyanyi rock-pun mampu menunjukkan kelas intelektualitasnya secara kaffah dan mumpuni. Contoh yang sangat baik bagi istri dan kedua putrinya,…insya Allah demikian adanya.
Berikut saya lampirkan sebuah sms untuk dijadikan fwd–dari salah seorang teman karib di UGM, Yogyakarta-Jakarta:
Selamat untuk Mas Ikang Fawzi atas keberhasilannya mendapatkan MBA dengan nilai kelulusan A dari Fakultas Ekonomi-Bisnis UGM (Universitas Gajahmada), Yogyakarta kemarin 13 Desember 2010. Anda adalah penyanyi rock Indonesia pertama yang menjadi MBA dari salah satu universitas terbaik di Indonesia. Kapan S3 nya dimulai? semoga secepatnya ya?
Sumber: http://marissahaque-sdalh.blogdetik.com/
Selasa, 14 Desember 2010
Karena Anak Hanya 2 Bisa dapat MBA dari UGM: Ikang Fawzi & Marissa Haque
Ikang Fawzi (Foto:Arie Yudhistira/Koran SI)
JAKARTA - Ikang Fawzi tengah bergembira. Jerih payahnya kuliah selama 1,5 tahun berbuah manis. Suami Marissa Haque ini meraih gelar MBA dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Saya senang sekali akhirnya bisa dapat gelar. Saya kuliah selama 1,5 tahun. Selesainya bisa cepat karena saya serius sekali," ungkap Ikang yang dihubungi okezone, Selasa (14/12/2010).
Rocker kelahiran 23 Oktober 1959 itu mengambil judul tesis Analisa Strategi Bisnis Properti-tainment di Salah Satu Industri Bisnis Properti (studi pada PT Impian Jaya Ancol). Dia membuat tesis dengan judul demikian dengan alasan tersendiri.
"Saya pikir bisnis ini kan yang penting bisa berkelanjutan. Banyak yang berbisnis, tapi kemudian hilang. Kalau Ancol ini pernah diterpa krisis ekonomi 1998 dan 2008, tapi bisa bertahan karena dia menggunakan properti-tainment. Jadi entertainment itu untuk mempercepat recover industri properti yang sedang lesu," bebernya.
Berkat keseriusan dalam menggarap tesis setebal 300 halaman, ayah dua anak ini mendapat nilai sempurna, A. "Secara ilmiah itu memang bidang saya. Intinya, di situ saya gunakan ilmu yang saya punya. Jadi saya lama di entertain, kemudian ingin saya ilmiahkan," urainya.
Disinggung tentang kegiatan sang istri yang giat menimba ilmu, Ikang memberikan pujian.
"Wah, kalau dia sih gila sekolah. Kalau saya enggak seperti dia yang sekolah terus kayak sudah jadi makanan sehari-hari. Mungkin kalau dia di UGM mengambil dua gelar sekaligus, MBA dan hukum (MA)," katanya.(ang)
"Saya senang sekali akhirnya bisa dapat gelar. Saya kuliah selama 1,5 tahun. Selesainya bisa cepat karena saya serius sekali," ungkap Ikang yang dihubungi okezone, Selasa (14/12/2010).
Rocker kelahiran 23 Oktober 1959 itu mengambil judul tesis Analisa Strategi Bisnis Properti-tainment di Salah Satu Industri Bisnis Properti (studi pada PT Impian Jaya Ancol). Dia membuat tesis dengan judul demikian dengan alasan tersendiri.
"Saya pikir bisnis ini kan yang penting bisa berkelanjutan. Banyak yang berbisnis, tapi kemudian hilang. Kalau Ancol ini pernah diterpa krisis ekonomi 1998 dan 2008, tapi bisa bertahan karena dia menggunakan properti-tainment. Jadi entertainment itu untuk mempercepat recover industri properti yang sedang lesu," bebernya.
Berkat keseriusan dalam menggarap tesis setebal 300 halaman, ayah dua anak ini mendapat nilai sempurna, A. "Secara ilmiah itu memang bidang saya. Intinya, di situ saya gunakan ilmu yang saya punya. Jadi saya lama di entertain, kemudian ingin saya ilmiahkan," urainya.
Disinggung tentang kegiatan sang istri yang giat menimba ilmu, Ikang memberikan pujian.
"Wah, kalau dia sih gila sekolah. Kalau saya enggak seperti dia yang sekolah terus kayak sudah jadi makanan sehari-hari. Mungkin kalau dia di UGM mengambil dua gelar sekaligus, MBA dan hukum (MA)," katanya.(ang)
Minggu, 12 Desember 2010
Future Value Pasca Letusan Merapi: MBA Ikang Fawzi dari FEB-UGM
Marissa Haque & Ikang Fawzi - Kena Imbas Letusan Merapi
by Redaksi Web
Wednesday, 03 November 2010 05:49
Meski tak berada dekat dengan lokasi kejadian, namun pas letusan Gunung Merapi yang terjadi di Yogyakarta beberapa waktu lalu membuat artis Marissa Haque secara tak langsung terkena imbasnya juga. Hal itu dikarenakan Marissa mengaku memiliki banyak sahabat yang tinggal di Yogyakarta.
"Saat mendengar Merapi meletus, saya langsung menghubungi beberapa sahabat, dosen dan orang-orang terdekat saya yang tinggal di sana. Alhamdulillah mereka semua selamat," ungkap Marissa Haque saat dikonfirmasi lewat telepon,kemarin malam.
Terlebih, dirinya yang sekarang masih menempuh pendidikan gelar MBA untuk jurusan ekonomi bisnis di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta jadi terhambat dikarenakan adanya bencana yang terjadi.
"Ini adalah tahun kedua saya. Kebetulan bersama suami juga sedang menyelesaikan kuliah kami untuk program MBA di UGM. Dan seharusnya mas Ikang dalam waktu dekat ini sudah bisa ujian untuk mendapatkan gelar MBA untuk studi corporate strategis real estate. Tapi karena adanya bencana ini, Mas Ikang harus menunggu jadwal ujian sampai keadaan di sana aman," tandas Marissa.
Namun demikian artis yang beberapa waktu lalu sempat dicalonkan PKS menjadi wakil gubernur Banten ini merasa kalau semua ini ada hikmahnya.
"Kami ambil hikmahnya saja untuk kami berdua dalam melatih kesabaran," pungkas Marissa. (kapanlagi)
by Redaksi Web
Wednesday, 03 November 2010 05:49
Meski tak berada dekat dengan lokasi kejadian, namun pas letusan Gunung Merapi yang terjadi di Yogyakarta beberapa waktu lalu membuat artis Marissa Haque secara tak langsung terkena imbasnya juga. Hal itu dikarenakan Marissa mengaku memiliki banyak sahabat yang tinggal di Yogyakarta.
"Saat mendengar Merapi meletus, saya langsung menghubungi beberapa sahabat, dosen dan orang-orang terdekat saya yang tinggal di sana. Alhamdulillah mereka semua selamat," ungkap Marissa Haque saat dikonfirmasi lewat telepon,kemarin malam.
Terlebih, dirinya yang sekarang masih menempuh pendidikan gelar MBA untuk jurusan ekonomi bisnis di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta jadi terhambat dikarenakan adanya bencana yang terjadi.
"Ini adalah tahun kedua saya. Kebetulan bersama suami juga sedang menyelesaikan kuliah kami untuk program MBA di UGM. Dan seharusnya mas Ikang dalam waktu dekat ini sudah bisa ujian untuk mendapatkan gelar MBA untuk studi corporate strategis real estate. Tapi karena adanya bencana ini, Mas Ikang harus menunggu jadwal ujian sampai keadaan di sana aman," tandas Marissa.
Namun demikian artis yang beberapa waktu lalu sempat dicalonkan PKS menjadi wakil gubernur Banten ini merasa kalau semua ini ada hikmahnya.
"Kami ambil hikmahnya saja untuk kami berdua dalam melatih kesabaran," pungkas Marissa. (kapanlagi)
Label:
FISIP UI,
Ikang Fawzi,
mahfud md,
Marissa Haque,
mk,
ugm
Selasa, 30 November 2010
Karena Hanya 2 Anak Sisa Energi Dipakai Memantau Kecurangan Pilkada Tangsel 2010: Ikang Fawzi & Marissa Haque
Tribunnews.com - Selasa, 30 November 2010 05:43 WIB
Document Mustafid Sawunggalih
Airin Rachmi Diany didampingi pengacaranya Rudi Alfonso yang mewakili 12 orang pengacara lainnya dalam sidang gugatan Pemilukada Tangsel di Mahkamah Konstitusi, Senin (29/11)Related News
Ditulis oleh Tribunners, Mustafid Sawunggalih
TANGERANG SELATAN- Airin Rachmi Diany pemenang pemilukada Tangerang Selatan yakin MK akan memutuskan seadil-adilnya. Airin merasa sudah mentaati peraturan dan ketentuan yang berlaku selama proses Pemilukada berlangsung. Oleh karena itu, dirinya menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada MK terkait gugatan Arsid-Andre dan Yayat-Norodom.
"Kami yakin MK akan berpihak pada kebenaran, dalam pembuktian nanti, akan diketahui siapa sesungguhnya yang melakukan pelanggaran dan yang tidak melakukan pelanggaran. Kita lihat apa yang disampaikan dalam gugatan ini, kami nyatakan tidak benar,” kata Airin usai mengikuti persidangan di MK, Senin (29/11).
Sebelumnya, saat persidangan materi gugatan yang dipaparkan kuasa hukum pasangan no 3 Arsid-Andre dan pasangan no 1 Yayat-Norodom dalam sidang perdana sengketa pemilukada di Mahkamah Konstitusi (MK) dinilai sangat lemah.
Berbagai gugatan yang disampaikan tidak memiliki bukti kuat dan dibantah baik oleh kuasa hukum Komisi Pemilihan Umum Kepala Daerah (KPUD) maupun kuasa hukum pasangan no 4 Airin-Benyamin.
Dalam persidangan perdana itu, juru bicara pengacara Arsid-Andre, Andy Syafrani mengemukakan, ada tiga alasan utama pihaknya melakukan gugatan.
Pertama, pihaknya menemukan KPU Tangsel tidak netral akibatnya, dapat mempengaruhi jumlah suara khususnya nomor 3. Yang kedua, penyelenggara negara dalam hal ini Pemkot Tangsel secara sistematis dan masif juga tidak netral .Sedangkan yang ketiga, atas pelanggaran administratif maupun pidana, itu pihaknya menolak hasil rekapitulasi suara dan penetapannya.
"Sehingga bisa dilakukan Pilkada ulang untuk seluruh wilayah Kota Tangsel. Namun, sebelumnya, diskualifikasi dulu nomor 4. Atau tetapkan Arsid-Andre Taulany sebagai pemenangnya,” pinta Andy Syafrani
Ketua MK Mahfud MD lalu menanyakan, apa saja yang bisa dibuktikan bahwa KPU dan Pemkot Tangsel tidak netral? Dijawab Andy, untuk KPU, pihaknya menemukan pencetakan surat suara cadangan sebanyak 5% tidak sesuai dengan dengan aturan yang seharusnya hanya 2,5 % cadangannya.”Jadi selisih ini tidak jelas, kami mendapat ada 1.758 surat suara yang entah kemana?,” ujarnya.
Untuk Pemkot Tangsel, adanya proses mutasi pejabat dari Provinsi Banten ke Tangsel, seperti Penjabat Wali Kota Tangsel. Padahal, memiliki jabatan sebagai kepala dinas di Provinsi Banten. "Aparat negara (Pemkot Tangsel) digeser jika beda pandangan politik,” tegas Andy.
Sedangkan, kubu Yayat-Norodom diwakilkan oleh 3 orang pengacara. Dengan juru bicara Sumardi. Pasangan ini menuding dua pasangan telah melakukan kecurangan, yang pertama adalah Airin-Benyamin dan kedua adalah Arsid-Andre. “Pasangan nomor empat telah dibantu, Asda 1 Pemkot Tangsel bernama Ahadi, Ketua RT, KPU Tangsel dan penjabat wali kota Tangsel Eutik Suarata,” tudingnya.
Keterlibatan Penjabat Wali Kota Tangsel adalah terekam dengan video visual, yakni pada saat acara Wanita Kristen Indonesia menggelar acara di Pondok Aren, Dalam kesempatan itu, Eutik mengarahkan bahwa akan ada Pilkada di Tangsel dengan kandidat nomor 4 Airin –Benyamin. “Itu ada buktinya berupa rekaman video,” terangnya.
Sementara Arsid-Andre dituduhnya melakukan money poltics dan melakukan penggalangan PNS Kabupaten Tangerang. Selain itu, kubu nomor 1 ini juga mempertanyakan adanya 1.300 warga yang tidak dapat kartu undangan untuk memilih.
“Money politik yang dilakukan oleh tim sukses pasangan Arsid-Andre juga terekam dengan audio visual kami. Pelakunya adalah tim sukses bernama Fauzi, yang diberikan untuk membagikan bernama Abdul Somad. Dengan begitu, kami memohon agar Pilkada diulang, selain itu nomor 3 dan 4 dilakukan diskualifikasi. Jika pun tidak Majelis Hakim bisa menetapkan nomor urut 1 sebagai wali kota terpilih, ” harapnya.
Sedangkan kubu Airin-Benyamin melalui pengacaranya sebanyak 12 orang diwakilkan Rudi Alfonso mengatakan. Segala tuduhan nomor urut 3 dan 1 sudah dilakukan pemeriksaan mulai dari tanggal, waktu dan lokasi tuduhan. “Berdasarkan tuduhan yang dilayangkan pada waktu dan tempat, kami bisa pastikan sama sekali dibuat-buat seolah benar-benar ada,” kata Rudi Alfonso.
Contohnya, kata Rudi, tudingan bahwa adanya Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ke suatu acara dengan mengarahkan masyarakat pada tanggal dan waktu yang dituduh, ketika diperiksa ke Humas Provinsi Banten, pada saat tanggal tersebut Gubernur sedang tidak ada di Banten. Dan, bukan berada di Tangsel.
“Bahkan kami juga mengecek, lokasi gambar rekaman video yang menyatakan, Penjabat Wali Kota Tangsel mengajak memilih nomor 4 seperti tuduhan nomor 1. Kami meminta video itu di periksa dan diuji ke forensik, karena itu adalah gambar video hasil potongan.
Sebenarnya Eutik (wali kota) mengatakan, ada empat kandidat pada Pilkada Tangsel, Nomor urut 1 Yayat-Norodom, 2 Rodhiyah-Sulaiman, 3 Arsid-Andre Taulany dan 4 Airin-Benyamin. Pas yang keempat ini tidak dihapus atau dipotong, 1,2 da 3 dipotong. Kami meminta jangan main-main dalam menyerahkan bukti, apalagi di sana Airin pun tidak hadir,” terangnya
Rudi menegaskan, pihaknya dan KPUD akan mempidanakan saksi palsu dan segala bentuk rekayasa bukti bila mereka melakukan itu. Karena menurutnya, itu merupakan bentuk kejahatan hukum yang tidak bisa ditolerir. “Saya harap kita jangan main-main dengan hukum,” tegasnya.
Ketua MK Mahfud MD mengatakan, perisdangan akan dilanjutkan pada Selasa (30/11/2010) pukul 11.00 WIB. Sedangkan soal persidangan kemarin, Majelis masih meminta seluruh tuduhan itu dilengkapi dan penegasan. “Memang sudah terjabar (gugatannya) namun, harus disertai saksi-saksi untuk itu, besok hadirkan pada saksi. Tetapi jangan banyak-banyak, cukup saksi yang berkualitas saja. Kalau saksi 1 orang tetapi berkualitas kan bisa mewakili 100 orang,” tutup Mahfud.
Persidangan yang digelar sekitar pukul 14.30 WIB pada Senin (29/11) tidak dihadiri pasangan nomor urut 3, Arsid-Andre Taulany. Sedangkan nomor urut 1, Yayat hanya sendiri tanpa didampingi Norodom Sukarno. Hanya nomor urut 4 Airin-Benyamin yang lengkap hadir. Sedangkan Anggota dan Ketua KPU Tangsel hadir seluruhnya.
Kamis, 25 November 2010
Karena Hanya 2 Anak Jadi Berenergi Pantau Kecurangan Pemilukada Tangsel 2010: Ikang Fawzi & Marissa Haque
Jumat 19 November 2010
Pemilukada Tangsel Kental dengan Pelanggaran dan Kecurangan
TANGSEL - Koordinator Lembaga Kajian dan Analisa Daerah Terpadu, Ade Yunus, memprediksi kalau pemilihan walikota dan wakil walikota Tangerang Selatan akan berujung seperti yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten. Proses pemilihan akan diulang karena indikasi pelanggaran maupun kecurangan sangat kentara.
"Berbagai pelanggaran tersebut memiliki persamaan dengan pelanggaran yang terjadi dalam Pilkada Pandeglang. Mahkamah Konsitusi menyatakan pilkada di daerah tersebut harus diulang secara keseluruhan," tutur Ade, Kamis (18/11).
Pengamat dari Universitas Muhammadiyah Jakarta itu mengatakan, indikasi pelanggaran maupun kecurangan yang terjadi dalam proses pemilihan di Tangerang Selatan Sabtu lalu dilakukan secara terstruktur, sistemik dan massif. Berdasarkan data yang dihimpun LKADT, berbagai kecurangan tersebut diantaranya berupa penggelembungan suara, pengerahan birokrasi, dan politik uang.
Indikasi penggelembungan suara dilakukan lewat perumusan daftar pemilih tetap. "Surat undangan memilih palsu dibuat agar pemilih palsu hadir di TPS," jelas Ade.
Sedang tim pemenangan pasangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, pasangan yang Rabu malam lalu ditetapkan sebagai pemenang, Ade menuding, melibatkan birokrasi dalam program kerjanya. "Tiga hal ini (mark up jumlah suara, pengerahan birokrasi dan politik uang) menjadi kekuatan kubu pasangan Arsyid-Andre Taulany untuk memenangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi," katanya. (ti/isan)
Sumber: http://www.bantenpost.com/berita.php?berita=BU/BNTP/11/10/1316
Senin, 22 November 2010
2 Anak Membuat Ikang Fawzi & Marissa Haque Punya Waktu Kegiatan Sosial IT-ICT
Judul Asli: "Marissa Haque: tentang Vina Panduwinata dan Pilkada Tangerang Selatan"
OPINI Ragile 19 November 2010 00:37 1633 125
Dok Kompasiana Gathering 2009 by Edy Taslim (dari kanan: Ragile, Marissa Haque, Pepih Nugraha)
Setelah menghilang empat bulan Marissa Haque kembali posting di Kompasiana. Bunyinya sama dengan yang diutarakan kepadaku via Telepon dan SMS selama November sehubungan dengan meledaknya twitter yang menyebut-nyebut perseteruannya dengan Vina Panduwinata. Namun di mata saya Marissa (Icha) lain di alam nyata lain di alam maya. Bahasanya jauh banget bedanya deh. Kenapa Yah, mau tau?
Postingan dia kemarin di sini: Peduli Linkungan Lahir Bathin. Bicara tentang Kompasiana, Pilkada Walikota Tangerang Selatan dan Vina Panduwinata. Nampaknya terburu-buru menulisnya sehingga terkesan loncat-loncat. Semua itu dalam rangka menanggapi postingan Syaifuddin Sayuti Ada Apa Dengan Marissa Haque?
Yang saya tangkap adalah: (1)Icha tidak suka dengan tingkah laku Vina Panduwinata ketika manggung bareng dengan Ikang Fawzi suami Icha, (2)Icha nulis dalam blog pribadi di blogdetik karena gagal menyelesaikan secara pribadi dengan Vina, (3)Icha tidak keberatan dan atau tidak terganggu dengan gaya pakaian orang lain sepanjang tidak mengganggu secara langsung rumah tangganya, (4)Reaksi keras pembaca adalah lebih kepada cara Icha menyampaikan keluhan itu, bukan pada substansi isi keluhan. Ibarat sepakbola Icha suka maen gaya total footbal formasi 4-4-2 ala Belanda atau Kick and Rush gaya Inggris, keduanya attacking style. Selebihnya saya tidak tahu.
Begitu juga tentang Pilkada Tangerang Selatan di mana Icha menyokong calon independent di luar parpol. Saya taunya ada rumor bahwa di sana telah ada semacam hegemoni oleh keluarga tertentu untuk menguasai jabatan strategis. Namum demikian soal politik tidak semudah yang kita baca di atas kertas. Maklum banyak intrik dan akal bulus yang alus-alus. Biarlah rakyat Tangerang Selatan bicara, mereka lebih tau.
Dua kali saya ketemu langsung dan ngobrol bareng dengannya. Sekali di Kopdar Kompasianan pas peluncuran buku Chappy Hakim berjudul Cat Rambut Orang Yahudi di Hotel Sultan Jakarta, Agustus 2009. Dan Di Tangerang pada acara Pemuda Integritas Tangerang Selatan (PITA) pada Juli 2010. Dua kali ketemu langsung dan ngobrol panjang lebar. Yup, jauh banget deh dengan bahasanya di dunia maya. Siapapun sulit untuk tidak mengatakan Icha sangat ramah, gaul, enak diajak bicara apa saja. Dan…. doyan ngobrol, hehehe…
Mudah-mudahan ke depan makin banyak interaksi dengan kompasiner makin bagus jalinan persahatan dan saling pengertian di mana Icha tak sungkan ganti gaya “maen bolanya” misal dengan gaya Samba Brasil yang paling banyak diminati di sini. Kebetulan aku suka film-film Marissa Haque dan juga demen lagu-lagu Vina Panduwinata yang cihuyy banget gaya “stakatonya”.
***
Salam Tuljaenak,
RAGILE 19-nov-2010
OPINI Ragile 19 November 2010 00:37 1633 125
Dok Kompasiana Gathering 2009 by Edy Taslim (dari kanan: Ragile, Marissa Haque, Pepih Nugraha)
Setelah menghilang empat bulan Marissa Haque kembali posting di Kompasiana. Bunyinya sama dengan yang diutarakan kepadaku via Telepon dan SMS selama November sehubungan dengan meledaknya twitter yang menyebut-nyebut perseteruannya dengan Vina Panduwinata. Namun di mata saya Marissa (Icha) lain di alam nyata lain di alam maya. Bahasanya jauh banget bedanya deh. Kenapa Yah, mau tau?
Postingan dia kemarin di sini: Peduli Linkungan Lahir Bathin. Bicara tentang Kompasiana, Pilkada Walikota Tangerang Selatan dan Vina Panduwinata. Nampaknya terburu-buru menulisnya sehingga terkesan loncat-loncat. Semua itu dalam rangka menanggapi postingan Syaifuddin Sayuti Ada Apa Dengan Marissa Haque?
Yang saya tangkap adalah: (1)Icha tidak suka dengan tingkah laku Vina Panduwinata ketika manggung bareng dengan Ikang Fawzi suami Icha, (2)Icha nulis dalam blog pribadi di blogdetik karena gagal menyelesaikan secara pribadi dengan Vina, (3)Icha tidak keberatan dan atau tidak terganggu dengan gaya pakaian orang lain sepanjang tidak mengganggu secara langsung rumah tangganya, (4)Reaksi keras pembaca adalah lebih kepada cara Icha menyampaikan keluhan itu, bukan pada substansi isi keluhan. Ibarat sepakbola Icha suka maen gaya total footbal formasi 4-4-2 ala Belanda atau Kick and Rush gaya Inggris, keduanya attacking style. Selebihnya saya tidak tahu.
Begitu juga tentang Pilkada Tangerang Selatan di mana Icha menyokong calon independent di luar parpol. Saya taunya ada rumor bahwa di sana telah ada semacam hegemoni oleh keluarga tertentu untuk menguasai jabatan strategis. Namum demikian soal politik tidak semudah yang kita baca di atas kertas. Maklum banyak intrik dan akal bulus yang alus-alus. Biarlah rakyat Tangerang Selatan bicara, mereka lebih tau.
Dua kali saya ketemu langsung dan ngobrol bareng dengannya. Sekali di Kopdar Kompasianan pas peluncuran buku Chappy Hakim berjudul Cat Rambut Orang Yahudi di Hotel Sultan Jakarta, Agustus 2009. Dan Di Tangerang pada acara Pemuda Integritas Tangerang Selatan (PITA) pada Juli 2010. Dua kali ketemu langsung dan ngobrol panjang lebar. Yup, jauh banget deh dengan bahasanya di dunia maya. Siapapun sulit untuk tidak mengatakan Icha sangat ramah, gaul, enak diajak bicara apa saja. Dan…. doyan ngobrol, hehehe…
Mudah-mudahan ke depan makin banyak interaksi dengan kompasiner makin bagus jalinan persahatan dan saling pengertian di mana Icha tak sungkan ganti gaya “maen bolanya” misal dengan gaya Samba Brasil yang paling banyak diminati di sini. Kebetulan aku suka film-film Marissa Haque dan juga demen lagu-lagu Vina Panduwinata yang cihuyy banget gaya “stakatonya”.
***
Salam Tuljaenak,
RAGILE 19-nov-2010
Sabtu, 03 Juli 2010
Future Value Ikang Fawzi dalam Berpolitik di Indonesia
Ujian Kesabaran Generasi Muda Politik Indonesia
Membaca tulisan Pramono Anung Wibisono dari PDIP di Kompas, Jumat pada 18 Juni 2010 lalu menarik. Menarik karena terasa juga bahwa yang bersangkutan bukan sekedar tengah membahas masalah Anas Urbaningrum yang telah memenangkan dengan elegan posisi Ketum partai Demokrat, namun ‘aura’ yang tertangkap kasat telinga seakan Anung tengah berbicara kepada dirinya serta sanga ‘ibu’ dipartainya sendiri.
Pertarungan, pertaruhan politik generasi muda Indonesia sejak 2010 ini, serta bagaimana sebuah kepercayaan wajib di-redesign serta dipoles kembali termasuk didalamnya menutup beberapa loop holes kelemahan yang dianggap embedded pada generasi muda politik di Indonesia sejauh ini. Saya pribadi setuju kepada pendapat Anung, bahwa masalah kepercayaan yang telah berhasil diambil tersebut bilaman didalam masa kurun 4 tahun kedepan mampu di-maintain dengan seksama membuat kesempatan Urbaningrum menjadi Presiden termuda RI kedua setelah Soekarno menjadi sebuah keniscayaan. Dan pertarungan antar generasi muda politik Indonesia yang kini masih terasa sedikit sengit akan mencair dan bahkan menimbulkan sebuah hubungan strategi Blue Ocean membuat generasi senior yang hadir dipanggung politik Indonesia menjadi tidak relevan. Bahkan generasi senior tersebut wajib menjadi role model alias soko guru yang digugu serta ditiru bagi lini generasi setelahnya yang insya Allah sebentar lagi semakin bijak dan matang.
Indonesia perlu penyegaran pemikiran serta langkah strategik yang positif demi merebut kepercayaan publik. Agar posisi Indonesia sebagai sebuah negara berkembang dapat mempercepat kenaikan jenjangnya didalam menjawab tantangan zaman. Bersama Partai Amanat Nasional (PAN), saya Ahmad Zulfikar Fawzi (Ikang Fawzi) insya Allah akan bersama teman-teman politisi muda lainnya menjemput kemandirin NKRI yang lebih berkelanjutan.
Membaca tulisan Pramono Anung Wibisono dari PDIP di Kompas, Jumat pada 18 Juni 2010 lalu menarik. Menarik karena terasa juga bahwa yang bersangkutan bukan sekedar tengah membahas masalah Anas Urbaningrum yang telah memenangkan dengan elegan posisi Ketum partai Demokrat, namun ‘aura’ yang tertangkap kasat telinga seakan Anung tengah berbicara kepada dirinya serta sanga ‘ibu’ dipartainya sendiri.
Pertarungan, pertaruhan politik generasi muda Indonesia sejak 2010 ini, serta bagaimana sebuah kepercayaan wajib di-redesign serta dipoles kembali termasuk didalamnya menutup beberapa loop holes kelemahan yang dianggap embedded pada generasi muda politik di Indonesia sejauh ini. Saya pribadi setuju kepada pendapat Anung, bahwa masalah kepercayaan yang telah berhasil diambil tersebut bilaman didalam masa kurun 4 tahun kedepan mampu di-maintain dengan seksama membuat kesempatan Urbaningrum menjadi Presiden termuda RI kedua setelah Soekarno menjadi sebuah keniscayaan. Dan pertarungan antar generasi muda politik Indonesia yang kini masih terasa sedikit sengit akan mencair dan bahkan menimbulkan sebuah hubungan strategi Blue Ocean membuat generasi senior yang hadir dipanggung politik Indonesia menjadi tidak relevan. Bahkan generasi senior tersebut wajib menjadi role model alias soko guru yang digugu serta ditiru bagi lini generasi setelahnya yang insya Allah sebentar lagi semakin bijak dan matang.
Indonesia perlu penyegaran pemikiran serta langkah strategik yang positif demi merebut kepercayaan publik. Agar posisi Indonesia sebagai sebuah negara berkembang dapat mempercepat kenaikan jenjangnya didalam menjawab tantangan zaman. Bersama Partai Amanat Nasional (PAN), saya Ahmad Zulfikar Fawzi (Ikang Fawzi) insya Allah akan bersama teman-teman politisi muda lainnya menjemput kemandirin NKRI yang lebih berkelanjutan.
Label:
FISIP UI,
Future Value,
Ikang Fawzi,
Politik
Selasa, 12 Januari 2010
Planning Anak Dua Sejak Awal Menikahi Marissa Haque: Ikang Fawzi
Cerita Cinta Ikang & Marissa
Sumber: http://ikangfawzi-liriklagu.blogspot.com
"Aku Cinta Kamu": Kontemplasi Ikang Fawzi
Lagu ini tercipta oleh salah seorang kawan baik Ikang Fawzi bernama Rudi Gagola yang mengambil inspirasi dari inspirator utama Ikang saat itu--sicantik Marissa Haque bintang film ternama Indonesia yang sedang naik daun serta memenangi sejumlah penghargaan diberbagai Festival Film nasional dan internasional. Rudi Gagola menangkap getaran cinta terdalam Ikang kepada sang aktris terbaik Indonesia saat yang membulatkan tekadnya untuk bersegera mengawininya. Rudi sering mendengar Ikang mengatakan padanya bahwa ia takut Marissa Haque keburu disambar oleh lelaki lain yang memang dimasa itu sangat banyak yang sedang mengincar calon kekasihnya lawan bermainnya dalam film "Tinggal Landas buat Kekasih."
Tak lama setelah Ikang memutuskan tali cinta dengan teman sesama mahasiswa di Universitas Indonesia--penyanyi pop melow asuhan Rinto Harahap bernama Christine Panjaitan--Ikang menyatakan tekad wajib menjadikan Marissa Haque sebagai istrinya. "Tak boleh ditunda lagi," katanya saat itu. Apalagi calon ibu mertua Ikang seorang keturunan darah biru dari Jawa Timur telah menerima Ikang dengan tangan sangat terbuka. Tantangan kecil hanya datang dari calon ayah mertuanya yang menginginkan Ikang Fawzi calon menantunya adalah seorang dokter dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (yang diurusnya) atau sebaiknya Ikang Fawzi jadi penyanyi keroncong saja! Konyol memang...
Ketika Ikang dan Marissa sudah 'jadian', konon dikhabarkan Marissa Haque pernah sangat cemburu pada sang mantan Ikang bernama Christine Panjaitan. Atas beberapa kali kejadian--dikarenakan tanpa sepengatahuan Marissa atas informasi dari (alm) ibu kandung Ikang dan kakak tertua Ikang Kak Uttie Fawzi-Tangkau--Christine Panjaitan masih sering bertelpon-ria kerumah Ikang atau kekantor Kak Uttie untuk sekedar curhat atau diskusi 'rahasia' tertentu tentang penderitaan dia dibawah tekanan keluarganya harus menikah dengan sesama orang Batak dan dari agama yang sama (HKBP). Marissa pun lalu berang, dan mengancam akan meninggalkan Ikang dengan memilih pergi ke Amerika Serikat dengan cara menerima tawaran main dalam film produksi Bapak Hatoek Soebroto dan sutradara Sophan Sophiaan. Tak kurang, Ikang pun juga lalu panik dan menjadi sangat cemburu! Karena lawan bermain Marissa didalam film yang akan diproduksi tersebut bukan dirinya.
Ketika tiba saatnya Marissa harus segera mengabarkan kepada sutradara Sophan Sophiaan dan atau Bapak Hatoek Soebroto terkait kesediaannya untuk menerima atau tidak tawaran menjadi pemeran utama dalam film "Arini Masih Ada Kereta yang Akan Lewat" yang berlokasi di Amerika Serikat, Ikang pun lalu memberi ultimatum kepada Marissa. Isi ultimatum tersebut adalah: (1) segera menikah dengannya; atau (2) sepulang dari Amerika Serikat Ikang balik kemantannya bernama Christine Panjaitan; atau (3) Marissa pulang dari Amerika Serikat akan melihat Ikang sudah ada gandengan pacar baru lainnya!
Dan... aha! Marissa Grace Haque sang aktris terbaik saat itu ternyata lebih ikhlas meninggalkan kesempatan emas untuk menjadi pemeran utama dalam sebuah film apik yang pada akhirnya mengadikan aktris Widyawati Sophiaan mendapatkan piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik FFI tahun 1988, dan memenuhi keinginan pujaan hatinya Ikang Fawzi untuk tetap di Indonesia serta ... menerima pinangan dirinya dengan menikah siri di Desa Gekbrong, Sukabumi pada 3 Juli 1986 dengan disaksikan oleh sutradara (alm) Sjumandjaja dan istrinya saat itu aktris Zoraya Perucha, adik beliau Sjumantiasa, anak Sutan Takdir Alisjahbana bernama Artaria Alisjahbana, dan beberapa ikhwan serta akhwat pengajian Tasawuf lainnya. Ya, saat itu memang Marissa Haque tengah getol-getolnya mencari kebenaran didalam agama Islam dengan cara menggali kepada beberapa orang Mursyid Islam. Setelah Marissa dan Ikang melangsungkan nikah siri, tak lama terdengar Christine Panjaitan juga melangsungkan pernikahan dengan seorang pria pilihan keluarganya dari suku dan agama yang sama. Seorang dokter yang dikenalnya kurang dari setahun, namun sangat direstui ibunya bernama Nurmala Sitompul.
Dikarenakan 'trauma' atas kejadian masih berhubungannya Ikang dan sang mantan Christine Panjaitan dibelakang punggungnya--rupanya kejadian dimasa lalu tak jua mampu memendam api cemburu Marissa Haque pada Christine Panjaitan--Marissa pun mengajukan syarat pada Ikang. Yaitu, agar pada pesta perkawinan resmi mereka kelak baik ijab kabul maupun digedung pesta Wiperti (Wisma Pertamina International) di Sinabung, Jaksel--agar tidak ada satupun dari mantan-mantan pacar dari kedua belah pihak yang diundang! Ikang pun segera menyetujui syarat yang diajukan Marissa, walau pada akhirnya harus menelan kenyataan pahit ketika komentar minor dari Christine Panjaitan yang dilontarkan kepada Ikang dan Marissa melalui beberapa media cetak bahwa dirinya merasa sakit hati dan tidak bahagia mengapa tidak diundang disaat Ikang menikah dengan Marissa menikah. Christine pun beberapa kali menggerutu melalui beberapa wawancara radio yang diasuh oleh Bens Leo di Jakarta dan Ratna Djuwita di Bandung, bahwa pada saat dirinya menikah dengan dr. Maringan, Ikang sebagai mantannya serta seluruh keluarganya diundang kenapa pada waktu sebaliknya dia dan keluarganya tidak diundang? Namun keputusan paling bijaksana dari Ikang Fawzi saat itu adalah lebih memilih menjaga hati Marissa Haque yang telah menjadi istri sahnya, yang akan menjadi ibu dari anak-anak yang akan dilahirkannya.
Ikang dan Marissa memang berjodoh! Mereka saling sangat mencintai satu dengan lainnya. Yang paling disukai Ikang atas Marissa selain kedua bentuk matanya yang indah serta kulit wajahnya yang halus-mulus adalah bahwa watak Marissa yang menyukai hidup sederhana. Sebagai contoh, Marissa lebih menyukai memberikan sebagian tabungannya pada masyarakat duafa binaannya daripada harus menggelar pesta pernikahan dihotel mewah berbintang lima. Alasannya toh mereka sudah suami-istri lebih dari setengah tahun sebelumnya!
Ikang dan Marissa menikah resmi pada tanggal 12 April 1987 di Jakarta. Disaksikan oleh keluarga dari kedua belah pihak dan seluruh kerabat serta handai taulan. Tampak menjadi saksi didalam ijab kabul dirumah mewah mempelai wanita anak salah seorang elit Pertamina Pusat bertempat di rumah Jl. Lapangan Roos Raya No. 36, Tebet Utara, Jaksel. Tak kurang tampak hadir sutradara Arifin C. Noer dan istrinya Jajang C. Noer, serta sutradara MT Risyaf dan keluarga yang mengorbitkan pertama kali Marissa Haque sebagai aktris film nasional.
"Aku Cinta Kamu": Kontemplasi Ikang Fawzi
Lagu ini tercipta oleh salah seorang kawan baik Ikang Fawzi bernama Rudi Gagola yang mengambil inspirasi dari inspirator utama Ikang saat itu--sicantik Marissa Haque bintang film ternama Indonesia yang sedang naik daun serta memenangi sejumlah penghargaan diberbagai Festival Film nasional dan internasional. Rudi Gagola menangkap getaran cinta terdalam Ikang kepada sang aktris terbaik Indonesia saat yang membulatkan tekadnya untuk bersegera mengawininya. Rudi sering mendengar Ikang mengatakan padanya bahwa ia takut Marissa Haque keburu disambar oleh lelaki lain yang memang dimasa itu sangat banyak yang sedang mengincar calon kekasihnya lawan bermainnya dalam film "Tinggal Landas buat Kekasih."
Tak lama setelah Ikang memutuskan tali cinta dengan teman sesama mahasiswa di Universitas Indonesia--penyanyi pop melow asuhan Rinto Harahap bernama Christine Panjaitan--Ikang menyatakan tekad wajib menjadikan Marissa Haque sebagai istrinya. "Tak boleh ditunda lagi," katanya saat itu. Apalagi calon ibu mertua Ikang seorang keturunan darah biru dari Jawa Timur telah menerima Ikang dengan tangan sangat terbuka. Tantangan kecil hanya datang dari calon ayah mertuanya yang menginginkan Ikang Fawzi calon menantunya adalah seorang dokter dari Rumah Sakit Pusat Pertamina (yang diurusnya) atau sebaiknya Ikang Fawzi jadi penyanyi keroncong saja! Konyol memang...
Ketika Ikang dan Marissa sudah 'jadian', konon dikhabarkan Marissa Haque pernah sangat cemburu pada sang mantan Ikang bernama Christine Panjaitan. Atas beberapa kali kejadian--dikarenakan tanpa sepengatahuan Marissa atas informasi dari (alm) ibu kandung Ikang dan kakak tertua Ikang Kak Uttie Fawzi-Tangkau--Christine Panjaitan masih sering bertelpon-ria kerumah Ikang atau kekantor Kak Uttie untuk sekedar curhat atau diskusi 'rahasia' tertentu tentang penderitaan dia dibawah tekanan keluarganya harus menikah dengan sesama orang Batak dan dari agama yang sama (HKBP). Marissa pun lalu berang, dan mengancam akan meninggalkan Ikang dengan memilih pergi ke Amerika Serikat dengan cara menerima tawaran main dalam film produksi Bapak Hatoek Soebroto dan sutradara Sophan Sophiaan. Tak kurang, Ikang pun juga lalu panik dan menjadi sangat cemburu! Karena lawan bermain Marissa didalam film yang akan diproduksi tersebut bukan dirinya.
Ketika tiba saatnya Marissa harus segera mengabarkan kepada sutradara Sophan Sophiaan dan atau Bapak Hatoek Soebroto terkait kesediaannya untuk menerima atau tidak tawaran menjadi pemeran utama dalam film "Arini Masih Ada Kereta yang Akan Lewat" yang berlokasi di Amerika Serikat, Ikang pun lalu memberi ultimatum kepada Marissa. Isi ultimatum tersebut adalah: (1) segera menikah dengannya; atau (2) sepulang dari Amerika Serikat Ikang balik kemantannya bernama Christine Panjaitan; atau (3) Marissa pulang dari Amerika Serikat akan melihat Ikang sudah ada gandengan pacar baru lainnya!
Dan... aha! Marissa Grace Haque sang aktris terbaik saat itu ternyata lebih ikhlas meninggalkan kesempatan emas untuk menjadi pemeran utama dalam sebuah film apik yang pada akhirnya mengadikan aktris Widyawati Sophiaan mendapatkan piala Citra sebagai pemeran utama wanita terbaik FFI tahun 1988, dan memenuhi keinginan pujaan hatinya Ikang Fawzi untuk tetap di Indonesia serta ... menerima pinangan dirinya dengan menikah siri di Desa Gekbrong, Sukabumi pada 3 Juli 1986 dengan disaksikan oleh sutradara (alm) Sjumandjaja dan istrinya saat itu aktris Zoraya Perucha, adik beliau Sjumantiasa, anak Sutan Takdir Alisjahbana bernama Artaria Alisjahbana, dan beberapa ikhwan serta akhwat pengajian Tasawuf lainnya. Ya, saat itu memang Marissa Haque tengah getol-getolnya mencari kebenaran didalam agama Islam dengan cara menggali kepada beberapa orang Mursyid Islam. Setelah Marissa dan Ikang melangsungkan nikah siri, tak lama terdengar Christine Panjaitan juga melangsungkan pernikahan dengan seorang pria pilihan keluarganya dari suku dan agama yang sama. Seorang dokter yang dikenalnya kurang dari setahun, namun sangat direstui ibunya bernama Nurmala Sitompul.
Dikarenakan 'trauma' atas kejadian masih berhubungannya Ikang dan sang mantan Christine Panjaitan dibelakang punggungnya--rupanya kejadian dimasa lalu tak jua mampu memendam api cemburu Marissa Haque pada Christine Panjaitan--Marissa pun mengajukan syarat pada Ikang. Yaitu, agar pada pesta perkawinan resmi mereka kelak baik ijab kabul maupun digedung pesta Wiperti (Wisma Pertamina International) di Sinabung, Jaksel--agar tidak ada satupun dari mantan-mantan pacar dari kedua belah pihak yang diundang! Ikang pun segera menyetujui syarat yang diajukan Marissa, walau pada akhirnya harus menelan kenyataan pahit ketika komentar minor dari Christine Panjaitan yang dilontarkan kepada Ikang dan Marissa melalui beberapa media cetak bahwa dirinya merasa sakit hati dan tidak bahagia mengapa tidak diundang disaat Ikang menikah dengan Marissa menikah. Christine pun beberapa kali menggerutu melalui beberapa wawancara radio yang diasuh oleh Bens Leo di Jakarta dan Ratna Djuwita di Bandung, bahwa pada saat dirinya menikah dengan dr. Maringan, Ikang sebagai mantannya serta seluruh keluarganya diundang kenapa pada waktu sebaliknya dia dan keluarganya tidak diundang? Namun keputusan paling bijaksana dari Ikang Fawzi saat itu adalah lebih memilih menjaga hati Marissa Haque yang telah menjadi istri sahnya, yang akan menjadi ibu dari anak-anak yang akan dilahirkannya.
Ikang dan Marissa memang berjodoh! Mereka saling sangat mencintai satu dengan lainnya. Yang paling disukai Ikang atas Marissa selain kedua bentuk matanya yang indah serta kulit wajahnya yang halus-mulus adalah bahwa watak Marissa yang menyukai hidup sederhana. Sebagai contoh, Marissa lebih menyukai memberikan sebagian tabungannya pada masyarakat duafa binaannya daripada harus menggelar pesta pernikahan dihotel mewah berbintang lima. Alasannya toh mereka sudah suami-istri lebih dari setengah tahun sebelumnya!
Ikang dan Marissa menikah resmi pada tanggal 12 April 1987 di Jakarta. Disaksikan oleh keluarga dari kedua belah pihak dan seluruh kerabat serta handai taulan. Tampak menjadi saksi didalam ijab kabul dirumah mewah mempelai wanita anak salah seorang elit Pertamina Pusat bertempat di rumah Jl. Lapangan Roos Raya No. 36, Tebet Utara, Jaksel. Tak kurang tampak hadir sutradara Arifin C. Noer dan istrinya Jajang C. Noer, serta sutradara MT Risyaf dan keluarga yang mengorbitkan pertama kali Marissa Haque sebagai aktris film nasional.
Label:
cinta sejati,
Ikang Fawzi,
Marissa Haque
Langganan:
Postingan (Atom)