Minggu, 11 Oktober 2009 @ 07:00:00
Marissa mengatakan, tidak ‘fair’ rasanya jika seluruh program yang dirancang pemerintah rezim SBY dianggap semuanya harus dikritik. Seperti layaknya, “Tidak semua program Orde Baru buruk, semisal program keluarga berencana )KB) dan ABRI masuk desa, yang kalau dilanjutkan sampai sekarang dapat melindungi keluarga pengusaha kecil dan menengah di desa-desa tingkat kelurahan dan kecamatan,” katanya.Dia mengungkapkan, termasuk juga bila kita mengaitkannya dengan ancaman ledakan penduduk di Indonesia.
KB sempat terkondisi dengan baik sebelum reformasi, katanya menambahkan, namun lepas tanpa kendali pasca reformasi. Apalagi di antara kelompok masyarakat tertentu yang berpendapat banyak anak banyak rezeki. “Pendapat seperti ini tidak dapat ditoleransi lagi dalam konteks kekinian, di mana semua menjadi serba sulit,” katanya.(mon).
Sumber: http://www.bkkbn.go.id/popups/print.php?ItemID=755
MARISSA HAQUE DUKUNG SBY DAN BKKBN MENGANTISIPASI LEDAKAN PENDUDUK
JAKARTA—bkkbn online : Aktris film dan Duta KB, Marissa Haque, menyatakan konsisten mendukung langkah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dalam koridor mengantisipasi ancaman ledakan penduduk.“Saya tidak ingin mengkaitkannya dengan ledakan-ledakan lainnya semacam bom Hotel Marriot dan Ritz,” katanya seperti dikutip Marissa Haque Blog.
Marissa mengatakan, tidak ‘fair’ rasanya jika seluruh program yang dirancang pemerintah rezim SBY dianggap semuanya harus dikritik. Seperti layaknya, “Tidak semua program Orde Baru buruk, semisal program keluarga berencana )KB) dan ABRI masuk desa, yang kalau dilanjutkan sampai sekarang dapat melindungi keluarga pengusaha kecil dan menengah di desa-desa tingkat kelurahan dan kecamatan,” katanya.Dia mengungkapkan, termasuk juga bila kita mengaitkannya dengan ancaman ledakan penduduk di Indonesia.KB sempat terkondisi dengan baik sebelum reformasi, katanya menambahkan, namun lepas tanpa kendali pasca reformasi. Apalagi di antara kelompok masyarakat tertentu yang berpendapat banyak anak banyak rezeki. “Pendapat seperti ini tidak dapat ditoleransi lagi dalam konteks kekinian, di mana semua menjadi serba sulit,” katanya.(mon).
Sumber: http://www.bkkbn.go.id/popups/print.php?ItemID=755
